a. Sistem Persediaan Periodik
Dalam
sistem persediaan periodik, perusahaan menghitung harga pokok penjualan
pada akhir masa pembukuan. Selama masa pembukuan dilakukan pencatatan
tentang pembelian ataupenerimaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai persediaan. Secara umum, metode ini digunakan pada perusahaan yang menjual barang dagang dengan harga relatif murah, namun tingkat penjualannya tinggi.
Dengan metode ini, persediaan ditentukan berdasarkan perhitungan fisik secara periodik. Oleh karena itu, sistem ini disebut juga sistem persediaan fisik. Di dalam sistem ini pembelian akan ditambahkan pada nilai persediaan awal, persediaan akhir dihitung dan ditentukan nilainya, kemudian perbedaan antara persediaan awal ditambah pembelian dengan nilai persediaan akhir dicatat sebagai harga pokok penjualan.
Diketahui transaksi dari PT Utama sebagai berikut :
1 Jan Persediaan : 200 unit @ Rp 5.000,00 = Rp 1.000.000,00
11 Apr Pembelian : 300 unit @ Rp 6.000,00 = Rp 1.800.000,00
22 Agts Pembelian : 400 unit @ Rp 7.000,00 = Rp 2.800.000,00
19 Nov Pembelian : 100 unit @ Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00
Jumlah 1.000 unit Rp 6.400.000,00
1) Metode First In First Out (FIFO)
Perhitungan fisik atas persediaan pada akhir periode yaitu 31 Desember menunjukkanbahwa
400 unit belum terjual. Perhitungan harga pokok penjualan dari 600 unit
yang telah terjual dapat disajikan sebagai berikut..................
Jumlah persediaan dihitung dengan mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok penjualan, yaitu :
Rp6.400.000,00 – Rp3.500.000,00 = Rp2.900.000,00
Jumlah sebesar ini terdiri atas harga pokok penjualan paling akhir untuk barang dagang yang dimaksud.
Rp6.400.000,00 – Rp3.500.000,00 = Rp2.900.000,00
Jumlah sebesar ini terdiri atas harga pokok penjualan paling akhir untuk barang dagang yang dimaksud.
2) Metode Last In First Out (LIFO)
Pada
perhitungan metode ini, diasumsikan barang dagang yang dikeluarkan
berasal daripembelian terakhir. Oleh karena itu, persediaan yang
terdapat digudang haruslah dianggapberasal dari barang-barang yang lebih dahulu masuk ke dalam gudang. Berikut contoh perhitungannya......................
Jumlah persediaan dihitung dengan mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok penjualan, yaitu :
Rp6.400.000,00 – Rp4.200.000,00 = Rp2.200.000,00
Jumlah sebesar ini terdiri atas harga pokok penjualan paling awal untuk barang ini.
Perlu diperhatikan bahwa angka-angka LIFO yang dihitung menurut sistem periodik belum tentu
sama dengan angka-angka yang dihitung menurut sistem perpetual.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh komposisi persediaan akhir yang di
dalam sistem perpetual ditentukan berdasarkan perhitungan transaksi per
transaksi.
3) Metode Average
Dengan menggunakan metode average
pada sistem periodik, maka harga rata-rata itu akan dihitung untuk
semua pembelian selama masa pembukuan ditambah dengan persediaan awal.
Harga pokok rata-rata tersebut dipergunakan untuk menghitung nilai
persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Perhitungan harga pokok
penjualannya sebagai berikut................
Dengan
mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok
penjualan diperoleh harga pokok persediaan, yaitu :
Rp6.400.000,00 – Rp3.840.000,00 = Rp2.560.000,00
Rp6.400.000,00 – Rp3.840.000,00 = Rp2.560.000,00
b. Sistem Persediaan Perpetual
Pada metode ini persediaan dihitung dan ditentukan setiap terjadi transaksi penerimaan atau pengeluaran barang. Akuntansi sistem ini merupakan ciri akuntansi biaya yang baik, karena dengan menggunakan cara tersebut nilai persediaan dapat diketahui dan ditentukan setiap saat dan harga pokok penjualan dapat ditentukan pada saat penjualan.
0 komentar:
Posting Komentar