DEPRESIASI - METODE PENYUSUTAN GARIS LURUS
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah
diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan
hasil/output yang diproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagi berikut:
Biaya perolehan – nilai residu
Penyusutan / tahun = ---------------------------------------
Umur manfaat
Depresiasi
suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa lamanya suatu aktiva
tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan
aktiva tetap tersebut sama besarnya tanpa memandang lama atau barunya
aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu dapat
diikutsertakan dalam perhitungan.
Pembelian melewati tanggal 15 bulan berjalan, depresiasi dihitung pada bulan berikutnya.
Rumus Depresiasi aktiva tetap metode Garis Lurus = (100%/umur ekonomis) x Nilai Perolehan
Ilustrasi : PEMBELIAN AWAL TAHUN
CV.
Gapura Jaya membeli sejenis aktiva sejenis peralatan pada tanggal 3
Januari 2007 seharga Rp. 60.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan
sebesar 20% dari harga perolehan.
Depresiasi 2007 =
( 100% /4) x Rp.48.000.000 = Rp. 12.000.000,-
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan= Rp.12.000.000,-
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp. 12.000.000
Depresiasi 2008 = 25% x Rp. 48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2008 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp. 12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp. 12.000.000
Depresiasi 2009 = 25% x Rp.48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2009 :.
D : Beban Depresiasi-Peralata=Rp.12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp.12.000.000
Depresiasi 2010 = 25% x Rp.48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2010 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp.12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp.12.000.000
0 komentar:
Posting Komentar